Barcelona sudah terbiasa menghadapi tekanan, atmosfer laga tingkat tinggi, dan terbiasa bermain atraktif dan efektif, yang pada akhirnya mengantar mereka ke kesuksesan lain.
Tahu ungkapan witing tresno jalaran saka kulino? Merujuk pada kasus Barcelona, ungkapan itu bisa sedikit diplesetkan. “Witing tresno jalaran saka kulino” adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa, yang kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya menjadi “Cinta tumbuh karena terbiasa”.Memang kalau dipahami maksudnya, akan bisa dimengerti bahwa cinta itu akan bisa tumbuh karena terbiasa. Terbiasa bertemu, terbiasa bersama-sama. Kalaupun mungkin pada awalnya cinta itu belum tumbuh, tetapi karena sering bertemu dan sering bersama-sama akhirnya cinta itupun mulai tumbuh. Nah, ungkapan itu tidak hanya bisa dihubungkan pada masalah cinta.
Ungkapan ini bisa juga pas untuk hal-hal yang lain, terkait kesuksesan misalnya. Kita ambil contoh Barcelona. Dulu, sebelum adanya perombakan besar-besaran terjadi, Barcelona hanyalah tim yang tak lebih baik dari Real Madrid di kompetisi domestik La Liga Spanyol. Di Eropa juga tak begitu banyak berbicara. Langkah Barcelona biasa terhenti di fase-fase awal kompetisi. Tapi setelah perubahan besar-besaran terjadi, mulai dari kebijakan klub dengan lebih memaksimalkan pemain muda dan binaan sendiri, ditempa dengan sistem dan atmosfer kompetisi yang alot dan ketat, El Catalan mulai memetik buah mereka sendiri.
Mereka yang biasa bermain bersama di akademi sepakbola Barcelona, biasa diperkenalkan dengan gaya atau skema permainan mendasar, mampu memainkan sepakbola yang kita lihat sekarang ini, sederhana, tapi atraktif dan efektif dalam meraih tujuan di setiap laga mereka. Semua ini ya karena 'saka kulino' itu tadi, karena sudah terbiasa. Dan imbas dari 'saka kulino' tersebut terus dibawa ke level kompetisi yang lebih tinggi. Andres Iniesta dan Lionel Messi juga Xavi Hernandez pun Gerard Pique plus Carles Puyol dan Sergio Busquets terus menunjukkan kesolidan dalam bermain dan mengantar Barcelona hingga sampai pada puncak turnamen. Kebiasaan itu dimulai sejak Pep Guardiola menangani tim. Karena sudah biasa bermain di level kompetisi tingkat tinggi, Barcelona pun juga terbiasa dengan atmosfer ketat di setiap kompetisi yang diikuti.
Bahkan tampil di final adalah hal yang biasa diikuti Barcelona, mulai dari kompetisi domestik hingga Eropa. Catat saja, sejak Guardiola berkuasa di tahun 2008, Barcelona langsung menyegel tiga gelar juara, di antaranya final Copa Del Rey dan Liga Champions. Itu artinya sudah dua laga final dijalani. Lalu juga tampil di Piala Super Spanyol dan Eropa, plus Piala Dunia Antarklub 2009, yang artinya tiga laga final lagi. Di tahun 2009 saja, sudah lima laga final yang diikuti Barcelona. Tercatat sampai saat ini, sudah 11 laga final yang diikuti Barcelona, di mana hampir semuanya dituntaskan dengan kemenangan. Hanya di final Copa Del Rey tahun lalu Barcelona gagal karena kalah oleh rival abadi mereka, Real Madrid.
Hal ini bisa disimpulkan bahwa Barcelona sudah terbiasa bermain di final, terbiasa menghadapi tekanan di laga puncak, biasa menghadapi atmosfer yang berbeda dengan laga-laga lain. Sekali lagi, faktor 'saka kulino' memegang peranan tersendiri di sini. Dan Guardiola, bersama jajarannya, juga mengakui bahwa terbiasanya bermain di level tinggi menguntungkan mereka. Hal itu diungkapkannya usai menjuarai Piala Dunia Antarklub 2011 setelah mengalahkan Santos 4-0 di final di Yokohama Internasional Stadium kemarin. "Cara berpikir kami hari itu adalah bisa keluar dari ruang ganti dan meraih hasil bagus dengan memainkan sepakbola kami seperti biasanya. Untungnya semua berjalan dengan baik," ujarnya.
Xavi Hernandez mengamini pernyataan mentornya itu. "Masalahnya kami sangat suka tampil di final dan kami banyak memiliki pengalaman bermain di sana belakangan ini, yang membuat kami sangat nyaman dan tenang saat berada di lapangan," paparnya. Belum puas? Dani Alves juga menyatakan hal serupa. "Kami sudah terbiasa bermain di level ini dan itulah salah satu rahasia sukses kami. Kami senang bermain di laga seperti ini," tutur mantan pemain Sevilla itu.
Lionel Messi tak ketinggalan memberikan kesannya setelah bermain di sejumlah laga final bersama Barcelona. "Saya mencetak gol saat melawan Estuadiantes di laga final 2009, saya juga mencetak gol saat melawan Manchester United di final Liga Champions dan saya juga mencetak gol di final kali ini. Saya senang dengan laga seperti ini. Tim sudah terbiasa menghadapi laga ini dan demikian juga saya." Jadi, mungkin bisa dikatakan bila Barcelona 'mulyo jalaran saka kulino', meraih kemuliaan atau kesuksesan karena memang sudah terbiasa. Mungkin.
Sumber: klik disini
0 komentar:
Posting Komentar